sekitarSULTRA.com - Portal Berita Pilihan untuk Masyarakat Sultra

Sulawesi Tenggara Songsong Pemimpin Baru: Bahaya, Rakyat Selalu Menjadi Korban.!!! | SEKITAR SULTRA

Foto: Jasman, Aktifis HMI Kendari/sekitarSULTRA.com.

Penulis: Jasman, Aktivis HMI Kendari.

SekitarSULTRA.com - Tahun 2024 semua pihak (masyarakat) yang ada di Sulawesi Tenggara dan beberapa daerah di Indonesia akan kembali berpesta ria dalam agenda politik yaitu pemilihan kepala daerah tiap 5 tahun. Ya benar sekali, belum lama ini kita semua telah melibatkan diri dalam pemilihan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan Republik Indonesia. 

Namun, dalam waktu dekat ini kita akan dipertengkarkan kembali dengan berbagai gagasan para politisi-politisi daerah mengenai calon pemimpin dengan berbagai tawaran-tawaran politiknya untuk 5 tahun kedepan. Pertengkaran antar masyarakat terkait dukungan dan keberpihakan akan semakin mencuat seiring dekatnya pemilihan kepala daerah nanti.

Ketegangan dan sikap mabuk politik akan kembali menjalar tanpa arah sehingga timbul yang namanya  dekadensi social, hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi suatu negara yang tingkat kualitas SDM-nya masih rendah terutama Indonesia, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas penduduk Indonesia yang tingkat pendidikannya SD, SMP, SMA dan yang tidak bersekolah sebanyak 85% dalam hal ini yang memiliki pendidikan perguruan tinggi hanya kurang lebih 10%. 

Teman-teman pembaca perlu ketahui bahwa kurangnya pemahaman dan tiadanya edukasi politik bagi masyarakat akan semakin merusak psikologis mereka sehingga keberpihakan dan dukungannya masih berada dalam kebimbangan karena kurangnya informasi terhadap karakter pemimpin seperti apa yang akan membawa Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi lebih baik dari sekarang.

Olehnya, pada setiap era pergantian kepemimpinan tak luput dari dinamisasi, evolusi social bahkan pada kondisi terburuk yaitu rusaknya tatanan social atau devolusi social. Karena, perubahan dan perkembangan yang progresif dari suatu daerah selalu dikaitkan dengan berbagai elemen penting dalam  daerah tersebut, terutama pemangku kebijakan yang memiliki wewenang dalam mengelola keberlangsungan tatanan pemerintahan dan kehidupan social, sesuai yang diharapkan oleh masyarakat. Nah, inilah yang menjadi pertanyaan bagi kita semua, kira-kira siapa yang pantas memimpin Provinsi Sultra 5 tahun kedepan?

Teman-teman pembaca, tidak perlu saya mengulas secara keseluruhan potensi yang dimiliki Provinsi Sulawesi Tenggara. Intinya kekayaan yang dimiliki oleh Sultra dimulai dari bentangan alam (pertanian, perikanan, pertambangan, pariwisata), sampai social- budayanya. Jadi merugilah kita, jika pemimpin yang akan menjadi Nomor satu di Sultra tidak tahu-menahu arah pengelolaan daerah demi kesejahteraan masyarakat. 

Sikap politik, haruskah disalahkan?

Sikap politik kita semua adalah integral dari proses keterlibatan dalam melakukan pembangunan yang akan dilaksanakan secara terpadu dan terukur. Karena sikap politik yang baik dan melalui kajian sebelum menentukan pilihan akan menghasilkan pemimpin yang baik, hal ini bahkan diterangkan dalam kitab agama islam bahwa: Golongan yang baik adalah milik golongan yang baik pula..." (QS. An-Nuur: 26). 

Teman-teman pembaca, begitupun sebaliknya pemilih yang goblok, dungu, mengikuti hawa nafsu, karena kepentingan, maka akan melahirkan pemimpin dengan karakter yang sama sesuai dengan pemilihnya. 

Siapa korbannya?

Maksud dari ulasan saya ini, yang akan menjadi korban adalah semua yang terlibat dalam pesta politik ini. Karena teman-teman juga tahu kan? Bahwa salah satu pembangunan daerah adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan baik infrastrkutur maupun sumber daya manusianya,  termasuk didalamnya pemerataan pendapatan ekonomi masyarakat. 

Karena kita semua adalah rakyat, dan rakyat ini adalah amanat yang berada di tangan pemimpin yang harus ia jaga, harus ia layani, dan harus pula ia berdayakan demi kemaslahatan mereka. Siapapun orang yang oleh Tuhan diberi wewenang untuk mengatur kehidupan manusia maka ia harus menjaga mereka dengan kebijakannya dan dengan hati yang tulus mengatur mereka, sehingga semua kepentingan mereka tetap terjaga seperti halnya kepentingan dirinya sendiri. Jika, semua hal itu tidak terpenuhi berarti yang menjadi pertanyaan adalah keputusan dan penentuan pilihan kita yang masih salah, dan kita menjadi korban dari pilihan itu sendiri karena setiap pilihan terdapat ganjaran, konsekuensi dan pertanggung-jawabannya kelak. 

Note:

Salah satu ciri pemimpin yang baik adalah dicintai dan didoakan rakyatnya, sebaliknya ciri pemimpin yang buruk adalah dibenci dan dilaknat oleh rakyatnya. Nabi Muhammad Rosululloh SAW. adalah tauladan bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam hal kepemimpinan ini beliau adalah sosok yang mencontohkan kepemimpinan paripurna dimana kepentingan umat adalah prioritas utama beliau. Maka sangat tepatlah apabila kita sangat mengidealkan visi dan model kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Teman-teman untuk mengakhiri ulasan saya tentang Sulawesi Tenggara Menyongsong pemimpin baru, kita selalu diingatkan salah satuh hadis tentang pemimpin, Bahwa:

Pemimpin adalah bayangan Alloh SWT. di muka bumi. Kepadanya berlindung orang-orang yang teraniaya dari hamba-hamba Alloh, jika ia berlaku adil maka baginya ganjaran, dan bagi rakyat hendaknya bersyukur. Sebaliknya apabila ia curang (dzholim) maka niscaya dosalah baginya dan rakyatnya hendaknya bersabar. Apabila para pemimpin curang maka langit tidak akan menurunkan berkahnya. Apabila zina merajalela, maka kefakiran dan kemiskinan pun akan merajalela (H.R. Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar).***

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar dengan Sopan dan Bijak !!!

Lebih baru Lebih lama
close
Banner iklan disini